A. Kimia Dasar dan
Ilmu Bahan
Ilmu Bahan: interdisipilin ilmu yang mempelajari bahan atau
hubungan antara struktur dan sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai
bidang ilmu dan teknik. Contoh: bahan dari alam (batuan, tambang, kayu,
tanaman, dll)
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi,
struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta
perubahan dan interaksinya untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.
Contoh: besi berkarat
Manfaat ilmu kimia dalam teknik sipil:
1.
Penggunaan zat kimia untuk mempercepat proses
pengeringan beton
2.
Penggunaan bahan sintetik dalam dunia kontruksi,
misalnya laposan waterproofing pada beton
3.
Kadar keasaman dari air akan mempengaruhi
kualitas dari beton
4.
Jenis, kualitas dan penggunaan cat pada kayu,
besi dan beton
5.
Zat kimia untuk pengawetan kayu
B. Konsep zat
Wujud zat: Padat, cair, dan gas
Sifat zat:
Aspek
|
Padat
|
Cair
|
Gas
|
Jarak antar partikel
|
Dekat sekali
|
Dekat
|
Jauh
|
Daya tarik antar partikel
|
Kuat sekali
|
Lemah
|
Lemah sekali
|
Gerak partikel
|
Bersama
|
Berkelompok
|
Individu
|
Volume
|
Tetap
|
Tetap
|
Berubah
|
Bentuk
|
Tetap
|
Berubah (spt ruang)
|
Berubah (spt ruang)
|
Sifat mengalir
|
Tidak mengalir
|
Mengalir
|
mengalir
|
Perubahan wujud:
1.
Mencair : padat ->cair
2.
Menyublin: padat->gas
3.
Membeku: cair->padat
4.
Menguap: cair->gas
5.
Mengkristal: gas->padat
6.
Mengembun: gas->cair
C. Atom, molekul dan
ion
Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil
Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih
Reaksi kimia: pemisahan, penggabungan atau penyusunan ulang atom-atom;
reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom-atom
Molekul: suatu agregat (kumpulan) yang terdiri dari
sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang terikat bersama oleh gaya-gaya
kimia (disebut juga ikatan kimia)
Ion: sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan
total positif atau negatif
Kation: ion dengan muatan total positif
Contoh: Na mempunyai atom netral 11 proton dan 11 elektron.
Na kehilangan satu elektron untuk menghasilkan kation, jadi Na (+) mempunyai 11
proton dan 10 elektron.
Anion: ion dengan muatan total negatif
Contoh: Cl mempunyai atom netral 17 proton dan 17 elektron.
Cl bertambah satu elektron untuk menghasilkan anion, jadi Cl (-) mempunyai 17
proton dan 18 elektron.
Konsep ilmiah atom tertua (Leucippus dan Demokritus), atom
adalah semua materi yang dapat dipecah menjadi zarah (partikel) terkecil,
dimana partikel-partikel itu tidak bisa dibagi lebih lanjut (A: tidak, Tomos:
memotong; atom tidak dapat dipecah lagi)
Teori Atom:
1.
Teori Atom Dalton
·
Atom merupakan zat yang tidak dapat dibagi-bagi
·
Atom tidak dapat berubah menjadi unsur lain
·
Atom-atom bergabung membentuk molekul
·
Reaksi kimia terjadi karena ada pemisahan dan
penggabungan atom-atom (Jumlah massa sebelum reaksi= jumlah massa sesudah
reaksi)
Kelemahan:
·
Model atom tidak menyinggung kelistrikan
·
Pernyataan atom tidak dapat dibagi-bagi lagi
digagal dengan ditemukannya: Elektron, proton, dan neutron bagian dari atom
2.
Teori Atom JJ. Thomson
·
Bentuk atom seperti bola pejal
·
Memiliki muatan positif tersebar diseluruh
bagian atom yang dinetralkan muatan elektron yang tersebar diantara muatan
positif
·
Atom terdiri dari partikel bermuatan positif dan
negatif yang jumlahnya sama dan melekat pada permukaan
3.
Teori Atom Rutherford
·
Inti atom bermuatan positif dan sebagian besar
massa atom terkumpul di inti atom
·
Elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi
inti atom seperti lintasan tata surya
·
Atom bersifat netral, jumlah muatan inti= jumlah
muatan elektron yang mengelilingi inti
·
Sebagian besar dari atom adalah ruang hampa
4.
Teori Atom Bohr
1.
Postulat I:
Elektron berputar mengelilingi inti hanya pada lintasan stasioner
tertentu tanpa memancarkan/ menyerap energi
2.
Postulat II:
Dalam
tiap lintasannya elektron mempunyai tingkat energi tertentu (makin dekat dengan
inti tingkat energinya makin kecil, tingkat energi terkecil n=1)
D. Susunan Berkala
Sistem Periodik(Mendeleev/ Pendek)
1.
Hukum oktaf Newlands
·
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya (Ar)
·
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur
pertama; unsur ke-8 memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
·
Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau
periodik setelah 8 unsur disebut hukum oktaf
2.
Sistem Periodik Mendeleev
·
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat
kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom
Periode: lajur-lajur horizontal pada tabel periodik; terdiri
dari 7 periode (nomor periode= jumlah kulit atom)
Golongan: sistem periodik yang teridiri atas 18 kolom
vertikal (nomor golongan= jumlah elektron valensi)
Sifat periodik: sifat yang berubah secara beraturan sesuai
dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode atau
dari kiri ke kanan dalam satu golongan
·
Dalam satu golongan dari atas ke bawah
1.
Afinitas elektron semakin kecil
2.
Energi ionisasi semakin kecil
3.
Elektronegativitas semakin kecil
4.
Jari-jari atom semakin besar
·
Dalam satu periode dari kiri ke kanan
1.
Afinitas elektron semakin besar
2.
Energi ionisasi semakin besar
3.
Elektronegativitas semakin besar
4.
Jari-jari atom semakin kecil
Jadi, jari-jari atom yang terdapat nomor periode besar, akan
mempunyai jumlah lintasan yang lebih banyak dengan demikian periode
mempengaruhi jumlah lintasan atom dan juga mempengaruhi jari-jari atom yang
semakin banyak lintasan semakin besar jari-jari terluar atom ke inti atom.
Nomor atom (Z)= jumlah proton dalam inti setiap atom suatu
unsur
Nomor massa (A)= jumlah total proton+ neutron dalam inti
atom suatu unsur (nomor atom (Z) + jumlah neutron (n)
Neutron= selisih antara nomor massa (A) dengan nomor atom (Z)
Nomor massa > Nomor atom

Susunan berkala panjang:
1.
Tujuh periode, yang diberi nomor 1 sampai dengan
7 yang sesuai dengan banyaknya kulit elektron K, L, M, N, O, P dan Q
2.
Golongan-golongan yaitu:
·
Golongan I dan IIA : blok s
·
Golongan IIIA sampai dengan VIIIA: blok p
·
Golongan IIIB sampai dengan VIIIB serta IB dan
IIB: blok d
·
Golongan IA sampai dengan VIIIA disebut
unsur-unsur utama, sedangkan unsur-unsur IB, IIB, dan IIIB sampai dengan VIIIB
disebut unsur-unsur transisi
Sifat-sifat suatu unsur ditentukan oleh:
1.
Jumlah muatan inti dan muatan elektron, yaitu
nomor atom
2.
Jumlah kulit elektron
3.
Jarak elektron dalam berbagai kulit
4.
Jarak antara elektron dengan inti
5.
Jumlah elektron kulit terluar, yaitu elektron
valensi
Golongan-golongan unsur
·
Golongan IA, logam-logam alkali (Li, Na, K, Rb,
Cs, Fr)
1.
Sangat reaktif, makin ke bawah makin reaktif
2.
Bentuk ion positif lebih stabil daripada bentuk
atomnya
3.
Semuanya merupakan penghatar listrik dan panas
yang baik
4.
Semuanya lunak dan dapat dipotong-potong dengan
pisau
5.
Titik didih rendah
6.
Semuanya pereduksi (reduktor) yang kuat
7.
Memberikan warna nyala yang spesifik, yaitu
litium merah, natrium kuning, kalium ungu, rubidium merah, dan sesium biru.
Semuanya memberikan spektrum yang spesifik pula.
·
Golongan VIIA, unsur-unsur halogen (F, Cl, Br,
I, At)
1.
Makin kebawah, unsur-unsur halogen makin sukar
untuk bereaksi dengan hidrogen
2.
Unsur halogen merupakan oksidator yang kuat
3.
Merupakan pembentuk garam, karena dengan logam
dapat bereaksi langsung membentuk garam
4.
Harga potensial ionisasi tinggi, lebih mudah
membentuk ion negatif
5.
Dapat membentuk molekul diatomik
6.
Unsur-unsur halogen dapat juga membentuk ion
positif , kecuali Flourin (F)
·
Golongan VIIIA, golongan gas mulia (He, Ne,Ar,
Kr, Xe, Rn)
1.
Disebut juga golongan argonon, dari nama Argon,
yaitu gas mulia yang paling banyak terdapat di alam
2.
Unsur-unsur golongan VIIIA ini mempunyai
konfigurasi dengan orbital s dan p terisi penuh, kecuali Helium
3.
Atom bersifat stabil
4.
Harga potensial sangat tinggi
·
Unsur-unsur transisi
1.
Unsur transisi merupakan peralihan antara
unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non logam
2.
Sifat-sifat:
a)
Semuanya mempunyai sifat logam
b)
Titik leleh dan titik didih tinggi
c)
Jari-jari atom yang hampir sama
d)
Energi potensial ionisasi hanya sedikit bertambah
dengan bertambahnya nomor atom
E. Ikatan kimia
Terbagi atas:
·
Ikatan Primer: ikatan kimia dimana ikatan gaya
antar atom relatif yang sangat besar.
1.
Ikatan ion: ikatan yang terbentuk oleh adanya
tarik-menarik antara muatan positif dan negatif
a)
Ikatan sangat stabil
b)
Titik didih dan titik leleh tinggi
c)
Pada suhu kamar berwujud padat
d)
Dalam keadaan murni bersifat konduktor
2.
Ikatan kovalen: Ikatan yang terjadi karena
penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan
a)
Dalam keadaan murni bersifat isolator
b)
Mempunyai tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas
c)
Mempunyai titik didih dan titik leleh rendah
Senyawa ionik
|
Senyawa kovalen
|
Dalam wujud cair atau pelarut polar:
sebagai konduktor
|
Wujud cair: bukan konduktor. Dalam
pelarut polar bisa sebagai konduktor
|
Titik didih dan titik leleh relatif
tinggi
|
Titik diih dan titik leleh rendah
|
3.
Ikatan logam: ikatan kimia dimana gaya antar
atom terbentuk karena penggunaan elektron bersama-sama teteapi tanpa memiliki
arah yang tertentu
Ø
Logam padat bersifat konduktor, karena:
ü
Logam mempunyai elektronegatifitas rendah; mudah
melepas elektron menjadi cenderung bermuatan positif
ü
Elektron bebas bergerak di antara ion positif.
Interaksi antara ion positif dan elektron = ikatan logam
·
Ikatan Sekunder
1.
Ikatan Van Der Waals: ikatan antar molekul,
lemah jika dibandingkan dengan ikatan primer atau kimia
2.
Ikatan Hidrogen: ikatan yang terjadi pada
hidrogen yang terikat unsur sangat elektronegatif, seperti: F, O, N dll.
(Contoh: HF, H2O, NH3)
E. Larutan
Larutan: terdistribusinya zat terlarut dalam pelarut
Satuan komposisi larutan:
1.
Persen bobot (%): jumlah gram zat terlarut dalam
tiap 100 gram larutan (b/b)
2.
Persen volume: jumlah volume dalam 100 mL
larutan (v/v)
3.
Persen bobot/volume: jumlah gram zat terlarut
dalam 100 mL larutan (b/v)
4.
Kemolaran (M): jumlah mol zat terlarut (n) dalam
tiap liter larutan
5.
Kemolalan (m): jumlah mol zat terlarut (n) dalam
tiap 1000 gram pelarut
6.
Kenormalan (N): jumlah gram ekivalen (grek) zat
terlarut dalam tiap liter larutan
7.
Ppm: banyaknya bagian zat terlarut dalam 1.000.000
bagian pelarut
8.
Ppb: banyaknya bagian zat terlarut dalam
1.000.000.000 bagian pelarut
Elektrolit: zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi ion-ion (terionisasi), sehingga dapat menghantarkan listrik
·
Elektrolit kuat: zat yang dalam air akan terurai
seluruhnya menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Alfa (a) atau derajat
ionisasi =1
·
Elektrolit lemah: zat yang dalam air tidak
seluruhnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sebagian). 0 > Alfa (a) atau
dejarat ionisasi < 1
·
Non Elektrolit. Alfa (a) atau derajat ionisasi =
0
Sifat koligatif larutan:
·
Kenaikan titik didih
·
Penurunan titik beku
·
Tekanan osmotik
·
Penurunan tekanan uap
pH (tingkat keasaman)
·
Larutan netral: pH = 7
·
Larutan asam: pH < 7
·
Larutan basa: pH > 7
Jika air dilarutkan asam, maka asam akan melepaskan ion H+
Jika air dilarutkan dengan basa, maka basa akan melepaskan
ion OH-
F. Kesetimbangan kimia
·
Reaksi umum: mA + nB < = > pC + qD
·
Pembentukan zat diruas kanan (reaksi maju)
selalu disertai kembali zat ruas kiri (reaksi balik)
·
Reaksi terus berlangsung dua arah
·
Kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan
reaksi ke kiri
·
Konsentrasi kiri maupun kanan berada dalam
keadaan tetap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar